Langsung ke konten utama

Diskusi : Teman Hidup


Kemarin siang, saya berdiskusi dengan seorang kawan. Kami membahas banyak hal, mulai dari politik, pendidikan, dan yang paling menarik adalah membahas tentang kesalahan orang-orang dalam memilih teman hidup, kesalahan orang-orang dalam mengartikan sebenarnya cinta itu apa.

Bahasan kami dimulai dari banyaknya anak yang malang karena keteledoran orang tuanya, anak yang berperilaku tidak baik, anak yang tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya salah siapa? Disini kami mendiskusikan hal tersebut, dan menarik kesimpulan bahwa perilaku anak, kondisi anak, kecerdasan anak, dimulai dari jauh ketika orang tuanya mencari pasangan hidup.

Kenapa? Pasangan hidup yang kita pilih akan menentukan akan menjadi apa kita kelak. Akan menjadi apa anak-anak kita kelak. Kalau kita salah memilih, bisa bahaya karena dampaknya kelak akan jatuh ke anak. Anak yang mungkin perilakunya kurang baik, bisa jadi dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Di mana seharusnya ia dididik oleh orang tuanya, tetapi mungkin ada hal yang salah dalam proses mendidik itu. Bisa jadi, karena mereka tidak belajar parenting skill sebelum menikah. Kawanku itu bilang,

"Besok kalau kamu nikah, konsultasi parenting dulu. Biar tahu kamu itu beneran cocok sama calon suamimu enggak. Banyak orang-orang yang tidak cocok satu sama lain, tapi baru sadar ketika menikah. Misalnya, istrinya suka kebersihan, tetapi suaminya nggak pernah bersih, nggak suka bersih, pasti nggak akan klop kan? Seumur hidup itu terlalu lama untuk dihabiskan dengan seseorang yang tidak bisa membuatmu nyaman. Coba deh bayangin, kalau sudah tua nanti, semua hal yang kamu inginkan sudah tercukupi, uang cukup, bisa bersedekah, ibaratnya kalau mau ke luar negeri beli tiket hari ini langsung berangkat bisa, semua sudah terpenuhi. Apa lagi yang mau kamu cari selain kenyamanan? Ingat, seumur hidup terlalu lama untuk dihabiskan dengan seseorang yang tidak membuatmu nyaman."

"Jangan bersama dengan orang yang bilang mau berubah ketika sudah menikah, kalau dia bisa berubah sebelum menikah, kenapa harus menunggu setelah menikah?"

"Banyak anak yang gagal karena kesalahan orang tua dalam mendidik. Mulai dari mereka mencari pasangan hidup. Banyak orang yang dibutakan oleh cinta. Baru SMA, sudah pacaran bebas, ujung-ujungnya hamil di luar nikah. Setelah nikah pun, ditinggal suami karena sama-sama belum siap menjadi orang tua. Banyak."

Saya juga heran, banyak orang-orang yang hanya memikirkan resiko jangka pendek. Belum siap jadi orang tua, tapi sudah coba-coba. Yang kasihan nanti anaknya, bagaimana tumbuh kembang anak ke depannya tergantung orang tua.

"Itulah kenapa sekarang banyak orang yang menulis buku tentang parenting. Sebab sudah mulai banyak orang yang sadar betapa pentingnya hal tersebut."

Diskusi kami lanjutkan dengan membahas pentingnya pendidikan bagi perempuan dan sebuah keluarga. Benar yang dikatakan kawan saya, seumur hidup terlalu lama untuk dihabiskan dengan seseorang yang tidak bisa membuatmu nyaman.


Rini Khoirotun Nisa,
Yogyakarta, 30 Juni 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan dan Para Perindu

Hujan dan Para Perindu Ia jatuh, membawa kabar dari alam, Ia bilang, tuan senja sedang haru Ia menelusup, lewat jendela kaca kamar seorang perempuan, Ia pikir, perempuan itu sedang sendu Di tangannya ada selembar surat kulit kayu Yang tak henti dibaca sebagai penyalur rindu Sebagai pengingat perpisahan tanpa peringatan Yang membuatnya menjadi bisu Di mata perempuan itu, hujan selalu istimewa Suaranya menjelma menjadi musik penenang kalbu Rintiknya menjelma menjadi petrikor yang siap untuk dihidu Alirannya menjadi kurir pengantar berpaket-paket rindu Karena hujan adalah magis bagi para perindu Yogyakarta, Maret 2018. Rini Khoirotun Nisa

PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PERANCANGAN PUSAT INDUSTRI KREATIF DIGITAL DI YOGYAKARTA

[I0219077] [RINI KHOIROTUN NISA] Penulis Mahasiswa Program Studi Arsitektur   Fakultas Teknik A. Latar Belakang Transformasi budaya digital mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia dan mengakibatkan semakin banyaknya manusia yang bergantung pada perangkat teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu, industri kreatif digital dinilai berpeluang lebih besar dalam menciptakan suatu bisnis yang bernilai tinggi dibandingkan industri kreatif lainnya. Yogyakarta menyimpan potensi besar pada sektor industri kreatif digital. Namun, kurangnya sarana pengembangan industri kreatif digital di Yogyakarta menjadi salah satu kendala.  Pusat industri kreatif digital di Yogyakarta hadir sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan pengembangan industri kreatif digital seperti edukasi, eksperimen, produksi, promosi, dan ekshibisi. Perancangan pusat industri kreatif digital memerlukan desain yang dapat menyediakan lingkungan kreatif, mengoptimalkan kegiatan pengembangan industri kre...

Memilih, Memutuskan, Mendoakan

Dia, laki-laki yang selalu kuceritakan itu, pernah menulis di laman sosial medianya, "Hidupmu sekarang ini adalah hasil pilihanmu di masa lalu, dan pilihanmu di masa kini menentukan bakal seperti apa hidupmu di masa depan. Sebab hidup itu adalah pilihan. Maka segala sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Lalu hidup seperti apa yang akan kita pilih?" Satu paragraf singkat itu kembali membuatku merenung lagi pagi ini. Entah kenapa apa-apa yang disuarakan olehnya dapat dengan mudah melesat masuk ke kepalaku. Membuatku menjadi takut melewati batasan yang diberikan oleh-Nya. Aku takut akan terlalu memuji dan membanggakannya yang pasti jika kulakukan tidak akan baik hasilnya bagi aku, pun dia. Dia benar, hidup memang sebuah pilihan. Apa yang lewat, apa yang sedang, dan apa yang akan, semua ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Keputusan-keputusan itu akan membawa kita kepada garis takdir yang s...