Apa salahnya jika seseorang memiliki masa lalu yang tidak baik? Masa lalu yang tidak sempurna. Tidak ada yang salah, sebab semua orang memiliki masa lalu. Dan manusia pun tidak luput dari sebuah kesalahan.
Yang salah adalah, ketika seseorang sudah tahu masa lalunya tidak baik, sudah menyadari sepenuhnya, tetapi enggan melakukan perubahan, enggan memperbaiki kualitas diri. Ini yang menurut saya salah. Masa lalu hadir untuk dijadikan pelajaran bukan? Untuk dijadikan sebuah ajang penerimaan bahwa kita pernah belajar untuk sampai di titik ini. Ibaratnya, kita telah melalui jalan yang terjal, berduri, dan curam untuk sampai di tempat kita berdiri saat ini.
Menerima masa lalu seseorang juga hal yang tak kalah penting. Penerimaan yang tulus, penerimaan yang ikhlas. Hendaknya kita sadar, kita harus menghargai mereka yang berusaha lepas dari dirinya di masa yang telah usai. Mereka yang berani keluar dari zona nyaman untuk memperbaiki masa depan. Bukannya malah menghakimi, bukannya malah mencela. Harusnya kita mendukung orang-orang yang bermasa lalu tidak baik untuk berproses. Membantu mereka bangkit dan mengulurkan tangan ketika mereka jatuh dalam prosesnya.
Tidak semua orang bisa beruntung lahir menjadi sosok yang baik, tanpa memiliki masa lalu yang berkebalikan. Tidak semua orang seberuntung itu. Karena ada orang-orang yang harus berproses untuk menjadi baik. Sebab menjadi baik itu perlu proses. Mungkin orang-orang yang saat ini kita lihat, orang-orang baik agamanya, baik budinya, dermawan, suka menolong sesama, mungkin mereka telah terlebih dahulu berproses daripada kita. Aku ulangi sekali lagi, menjadi baik perlu proses. Jadi jangan takut untuk memulai sebuah kebaikan. Kalaupun diri kita hari ini belum cukup baik, mari mulai kebaikan itu sejak detik ini. Kita tidak tahu bukan kapan nafas kita akan berhenti? Selagi masih bisa merasakan nikmat hidup, jangan disia-siakan. Untuk siapapun yang sedang membaca ini, selamat menebar kebaikan dan selamat berproses untuk menjadi baik.
Rini Khoirotun Nisa,
Yogyakarta, 25 Juni 2018.
Komentar
Posting Komentar