Langsung ke konten utama

Kamu Abadi




Ini kutulis untukmu, yang selalu berkata bahwa selalu akan ada hikmah luar biasa yang tersembunyi di balik setiap proses. Barangkali jika pemilik semesta mengizinkan kamu membaca ini, aku ingin kamu tahu sesuatu.

Di manapun kamu berada saat ini, aku yakin kamu sedang meniti masa depanmu. Aku yakin kamu sedang berproses dengan mimpi-mimpimu. Yakinlah, aku melakukan hal yang sama di sini.

Jika suatu hari kelelahan melandamu, ingatlah bahwa kamu lebih mampu mengalahkan kelelahan itu hingga rasa lelah itu takluk padamu. Jika suatu hari masalah demi masalah datang menghampirimu, kuatlah, sebab kamu pun sedang dikuatkan lewat masalah itu. Jika suatu hari kamu berniat menyerah pada mimpi-mimpimu, tengoklah langit di atas sana, lalu ingatlah kembali sudah sejauh apa kamu melangkah. Pun jika suatu saat nanti semua mimpimu telah teraih, rendah hatilah, sebab tidak ada keberhasilan tanpa diiringi ketaatan.

Aku hanya mampu membantu mewujudkan mimpimu lewat lantunan doa yang kulangitkan. Namamu mungkin jarang kubicarakan dengan terang-terangan, tetapi percayalah bahwa namamu ramai kusebut di langit doa. Segala kebaikan untukmu, kesuksesanmu, kemudahan urusanmu, tak pernah luput kupanjatkan.

Keberadaanku tak perlu kau mengerti. Rasaku tak perlu kau ketahui. Siapa aku tak perlu kau kenali. Sebab aku percaya, jika memang kamu adalah tujuan akhir dari perjalanan ini, seberapa jauh aku melangkah, seberapa terjal dan berliku jalan yang akan aku lewati, aku tetap akan sampai.

Pun jika nanti bukan kamu muara dari setiap proses dan doa yang melangit, setidaknya berkatmu aku mendapat pelajaran hidup yang luar biasa. Setidaknya berkatmu aku selalu punya alasan untuk menulis sebuah cerita. Pun nanti ketika rasaku telah mati, dan tak ada lagi namamu kusebut, kau tetap abadi di setiap kata yang pernah tertulis.


Jadi, selamat dan semangat berproses ya!


Rini Khoirotun Nisa,
Yogyakarta, 16 September 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan dan Para Perindu

Hujan dan Para Perindu Ia jatuh, membawa kabar dari alam, Ia bilang, tuan senja sedang haru Ia menelusup, lewat jendela kaca kamar seorang perempuan, Ia pikir, perempuan itu sedang sendu Di tangannya ada selembar surat kulit kayu Yang tak henti dibaca sebagai penyalur rindu Sebagai pengingat perpisahan tanpa peringatan Yang membuatnya menjadi bisu Di mata perempuan itu, hujan selalu istimewa Suaranya menjelma menjadi musik penenang kalbu Rintiknya menjelma menjadi petrikor yang siap untuk dihidu Alirannya menjadi kurir pengantar berpaket-paket rindu Karena hujan adalah magis bagi para perindu Yogyakarta, Maret 2018. Rini Khoirotun Nisa

PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PERANCANGAN PUSAT INDUSTRI KREATIF DIGITAL DI YOGYAKARTA

[I0219077] [RINI KHOIROTUN NISA] Penulis Mahasiswa Program Studi Arsitektur   Fakultas Teknik A. Latar Belakang Transformasi budaya digital mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia dan mengakibatkan semakin banyaknya manusia yang bergantung pada perangkat teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu, industri kreatif digital dinilai berpeluang lebih besar dalam menciptakan suatu bisnis yang bernilai tinggi dibandingkan industri kreatif lainnya. Yogyakarta menyimpan potensi besar pada sektor industri kreatif digital. Namun, kurangnya sarana pengembangan industri kreatif digital di Yogyakarta menjadi salah satu kendala.  Pusat industri kreatif digital di Yogyakarta hadir sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan pengembangan industri kreatif digital seperti edukasi, eksperimen, produksi, promosi, dan ekshibisi. Perancangan pusat industri kreatif digital memerlukan desain yang dapat menyediakan lingkungan kreatif, mengoptimalkan kegiatan pengembangan industri kre...

Memilih, Memutuskan, Mendoakan

Dia, laki-laki yang selalu kuceritakan itu, pernah menulis di laman sosial medianya, "Hidupmu sekarang ini adalah hasil pilihanmu di masa lalu, dan pilihanmu di masa kini menentukan bakal seperti apa hidupmu di masa depan. Sebab hidup itu adalah pilihan. Maka segala sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Lalu hidup seperti apa yang akan kita pilih?" Satu paragraf singkat itu kembali membuatku merenung lagi pagi ini. Entah kenapa apa-apa yang disuarakan olehnya dapat dengan mudah melesat masuk ke kepalaku. Membuatku menjadi takut melewati batasan yang diberikan oleh-Nya. Aku takut akan terlalu memuji dan membanggakannya yang pasti jika kulakukan tidak akan baik hasilnya bagi aku, pun dia. Dia benar, hidup memang sebuah pilihan. Apa yang lewat, apa yang sedang, dan apa yang akan, semua ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Keputusan-keputusan itu akan membawa kita kepada garis takdir yang s...