Langsung ke konten utama

Semesta Tidak Pernah Menjanjikan Apa-apa

Hai. Lama sekali tidak bersua ya? Sudah berapa tahun?

Semoga doa yang kulangit kan dikabulkan, karena jika dikabulkan, artinya kamu selalu dijaga-Nya.

Lama tidak menulis tentang kamu. Mungkin tentang kita, tetapi dengan porsi yang berbeda. Aku turut bahagia mimpimu telah diwujudkan oleh-Nya. Semoga semakin bersyukur dan dilapangkan rezekinya di tempat yang baru nanti.

Semesta memang tidak menjanjikan apa-apa. Semesta tidak berjanji apakah nanti kamu memang benar-benar seseorang yang dipilih-Nya untuk sama-sama berproses menuju tujuan yang sebenarnya. Semesta tidak pernah berjanji, apakah nanti ketika kita bertemu kembali, kita masih sama-sama sendiri.

Perjalanan masih panjang, masih banyak bakti mimpi yang harus aku perjuangkan. Masih banyak cita yang harus kuwujudkan. Masih banyak harapan yang harus kujadikan kenyataan.

Supaya nanti, ketika kita bertemu kembali, kita sudah sama-sama dalam wujud yang lebih baik. Entah lebih baik untuk orang lain, atau lebih baik untuk masing-masing dari kita. Karena lagi, semesta tidak pernah berjanji bahwa nanti kamu yang akan menjadi orang itu. Jadi aku enggan dan tidak akan pernah berharap banyak. Membayangkan jika itu jadi nyata saja aku tak berani.

Sebab aku belum cukup baik. Aku masih perlu banyak memantaskan diri. Aku masih perlu banyak bekal. Aku masih perlu mendewasakan pikiran dan hati. Aku masih harus menata diri untuk-Nya. Aku masih harus memberi bakti terbaik untuk-Nya. Aku masih harus berjalan sangat jauh untuk mengimbangimu, mungkin?

Terima kasih telah ada, meskipun aku percaya kata ini tak akan kau baca. Karena itulah aku menulis di sini, supaya aku bisa bersuara tanpa perlu kau dengar. Supaya aku bisa bercerita tanpa perlu kau ketahui. Kamu tidak akan mungkin membacanya, kan? Makanya aku senang menulis di sini.

"Ingat aja, nggak ada yang mustahil di dunia ini. Tawakal aja."
"Jangan rendah diri, harus percaya diri."
"Apapun yang akan terjadi nanti, itu adalah yang terbaik untuk kita. Yang penting ikhtiar maksimal, ya?"
"Semoga dimudahkan, dilancarkan, diloloskan."

Desember lalu, kali pertama aku memberitahu mimpiku. Terima kasih sudah mengucapkan kalimat-kalimat sederhana tapi mampu membangkitkan semangat yang semula binasa.

Sampai jumpa lain waktu, kalau Dia mengizinkan.

Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan dan Para Perindu

Hujan dan Para Perindu Ia jatuh, membawa kabar dari alam, Ia bilang, tuan senja sedang haru Ia menelusup, lewat jendela kaca kamar seorang perempuan, Ia pikir, perempuan itu sedang sendu Di tangannya ada selembar surat kulit kayu Yang tak henti dibaca sebagai penyalur rindu Sebagai pengingat perpisahan tanpa peringatan Yang membuatnya menjadi bisu Di mata perempuan itu, hujan selalu istimewa Suaranya menjelma menjadi musik penenang kalbu Rintiknya menjelma menjadi petrikor yang siap untuk dihidu Alirannya menjadi kurir pengantar berpaket-paket rindu Karena hujan adalah magis bagi para perindu Yogyakarta, Maret 2018. Rini Khoirotun Nisa

Memilih, Memutuskan, Mendoakan

Dia, laki-laki yang selalu kuceritakan itu, pernah menulis di laman sosial medianya, "Hidupmu sekarang ini adalah hasil pilihanmu di masa lalu, dan pilihanmu di masa kini menentukan bakal seperti apa hidupmu di masa depan. Sebab hidup itu adalah pilihan. Maka segala sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Lalu hidup seperti apa yang akan kita pilih?" Satu paragraf singkat itu kembali membuatku merenung lagi pagi ini. Entah kenapa apa-apa yang disuarakan olehnya dapat dengan mudah melesat masuk ke kepalaku. Membuatku menjadi takut melewati batasan yang diberikan oleh-Nya. Aku takut akan terlalu memuji dan membanggakannya yang pasti jika kulakukan tidak akan baik hasilnya bagi aku, pun dia. Dia benar, hidup memang sebuah pilihan. Apa yang lewat, apa yang sedang, dan apa yang akan, semua ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Keputusan-keputusan itu akan membawa kita kepada garis takdir yang s...

Menghargai Sebuah Kegagalan

Saya tipe orang yang suka mendengarkan cerita orang lain lalu menyemangati dan menguatkan mereka. Tapi ada satu waktu di mana nanti saya juga perlu dikuatkan. Ada waktu di mana saya akan ketakutan. Ketakutan tentang masa depan, kekhawatiran tentang cita-cita, apakah aku bisa meraih mimpiku atau tidak dan semuanya. Kegagalan demi kegagalan pernah saya alami dalam proses menggapai impian, hingga saya cukup akrab dengan rasa kecewa, tangis sedih sebab usaha terasa sia-sia, dan juga penerimaan terhadap semua perasaan itu. Pernah, dulu waktu SD, saya ikut lomba aksara jawa tingkat kabupaten. Kira-kira waktu itu kelas empat. Setiap hari saya berlatih di sekolah, bahkan di hari libur pun saya harus masuk sekolah dengan sepeda pink yang bahkan harus jatuh dengan memalukan ketika perjalanan menuju sekolah. Di hari lomba, saya telat datang, semua peserta sudah memulai mentranslitasikan aksara jawa di kertasnya masing-masing, sedang saya yang terburu-buru segera duduk dan mengejar lainnya...