Langsung ke konten utama

antara cologne dan melbourne



Hari Senin,
tanggal dua puluh enam, bulan Agustus, tahun dua ribu sembilan belas.

Hari ini Solo dingin, entah memang demikian atau karena aku aja yang lagi sakit. Nggak sadar, ternyata udah hampir sebulan aku di sini. Cepet banget, ya?

Pagi ini, aku buka-buka folder foto Mas di laptop, terus tiba-tiba jadi mellow, tiba-tiba kaya dapat energi buat nulis ini; tentang mimpi, mimpiku, dan mimpi kita.




Mas, ingat nggak? Waktu kamu baru aja pulang dari Jerman, di motor, kamu sempat nanya,
"Nisa besok pengen S2 di negara mana?"

Waktu itu, dengan percaya diri aku jawab, aku mau kuliah di Eropa. Sama kaya kamu, di Jerman. Aku kecil belum tahu apa-apa soal mimpiku ternyata, hehe. Tapi sekarang, aku udah pindah haluan. Aku pengen di Melbourne aja, ambil School of Design di University of Melbourne. Kayanya lebih nyambung sama mimpi dan tujuanku nantinya, pengen jadi interior designer yang bisa ngasih manfaat buat banyak orang.

Tapi hari ini, aku sedikit takut. Aku takut kalau aku nggak bisa mewujudkan semua mimpi itu. Aku takut nggak bisa banggain orang-orang yang udah percaya dan ngasih harapan besar ke aku. Aku takut aku nggak bisa keluarin versi terbaik dari diri aku. Aku setakut itu pagi ini.

Sebelum akhirnya aku kembali sadar, siapa aku berhak menakutkan masa depan yang sudah diatur rapi oleh Dia, Rabb Yang Maha Segalanya? Siapa aku berhak meragukan kuasa-Nya bahwa nggak ada yang mustahil di dunia ini? Terus aku ingat lagi, dulu kamu pernah bilang, Nis, di dunia ini nggak ada yang namanya keberhasilan tanpa diiringi dengan ketaatan. Singkat, hanya satu baris kalimat, tapi bikin aku percaya lagi sama mimpi-mimpiku.

Mas, tunggu ya, aku sedang berusaha menghidupi mimpiku sendiri. Nanti, di waktu yang semoga diridhoi-Nya, akan kubagi pengalaman yang sama-sama luar biasa kaya punyamu. Akan kubagi cerita tentang bangunan arsitektur megah di sana. Tentang The Old Treasury Building, Sydney Opera House, atau mungkin tentang Shine of Remembrance dan sejarah yang mengiringinya.

Pagi ini, kuucap aamiin paling serius untuk semua mimpi yang tertulis. Semoga ridho-Nya menyertai sejak huruf pertama ini kuketik. Aamiin.



Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan dan Para Perindu

Hujan dan Para Perindu Ia jatuh, membawa kabar dari alam, Ia bilang, tuan senja sedang haru Ia menelusup, lewat jendela kaca kamar seorang perempuan, Ia pikir, perempuan itu sedang sendu Di tangannya ada selembar surat kulit kayu Yang tak henti dibaca sebagai penyalur rindu Sebagai pengingat perpisahan tanpa peringatan Yang membuatnya menjadi bisu Di mata perempuan itu, hujan selalu istimewa Suaranya menjelma menjadi musik penenang kalbu Rintiknya menjelma menjadi petrikor yang siap untuk dihidu Alirannya menjadi kurir pengantar berpaket-paket rindu Karena hujan adalah magis bagi para perindu Yogyakarta, Maret 2018. Rini Khoirotun Nisa

PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PERANCANGAN PUSAT INDUSTRI KREATIF DIGITAL DI YOGYAKARTA

[I0219077] [RINI KHOIROTUN NISA] Penulis Mahasiswa Program Studi Arsitektur   Fakultas Teknik A. Latar Belakang Transformasi budaya digital mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia dan mengakibatkan semakin banyaknya manusia yang bergantung pada perangkat teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu, industri kreatif digital dinilai berpeluang lebih besar dalam menciptakan suatu bisnis yang bernilai tinggi dibandingkan industri kreatif lainnya. Yogyakarta menyimpan potensi besar pada sektor industri kreatif digital. Namun, kurangnya sarana pengembangan industri kreatif digital di Yogyakarta menjadi salah satu kendala.  Pusat industri kreatif digital di Yogyakarta hadir sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan pengembangan industri kreatif digital seperti edukasi, eksperimen, produksi, promosi, dan ekshibisi. Perancangan pusat industri kreatif digital memerlukan desain yang dapat menyediakan lingkungan kreatif, mengoptimalkan kegiatan pengembangan industri kre...

Memilih, Memutuskan, Mendoakan

Dia, laki-laki yang selalu kuceritakan itu, pernah menulis di laman sosial medianya, "Hidupmu sekarang ini adalah hasil pilihanmu di masa lalu, dan pilihanmu di masa kini menentukan bakal seperti apa hidupmu di masa depan. Sebab hidup itu adalah pilihan. Maka segala sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Lalu hidup seperti apa yang akan kita pilih?" Satu paragraf singkat itu kembali membuatku merenung lagi pagi ini. Entah kenapa apa-apa yang disuarakan olehnya dapat dengan mudah melesat masuk ke kepalaku. Membuatku menjadi takut melewati batasan yang diberikan oleh-Nya. Aku takut akan terlalu memuji dan membanggakannya yang pasti jika kulakukan tidak akan baik hasilnya bagi aku, pun dia. Dia benar, hidup memang sebuah pilihan. Apa yang lewat, apa yang sedang, dan apa yang akan, semua ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Keputusan-keputusan itu akan membawa kita kepada garis takdir yang s...