Allah begitu menyayangimu hingga Dia menciptakanmu menjadi
seorang perempuan.
Pernah berpikir demikian?
Aku pernah. Selepas sholat subuh tadi, aku menyadari hal
ini.
Kita diciptakan menjadi seorang perempuan dengan alasan yang
luar biasa. Alasan yang (mungkin) kadang tidak pernah kita pikirkan. Dan di
detik ketika aku menyadarinya, aku kembali paham bahwa Allah memang benar telah
mengatur segalanya dengan sangat luar biasa.
Bahwa perempuan adalah mahkota. Yang akan dibanggakan kedua
orang tuanya. Yang harus dijunjung tinggi kehormatannya. Yang harus dijaga
segenap dan sepenuh jiwa. Bahwa perempuan adalah rumah. Tempat paling nyaman
untuk pulang dan berbagi keluh kesah. Tempat suaminya pulang dan bertukar
pikiran. Tempat anaknya belajar memaknai hidup untuk kali pertama.
Pernah bertanya mengapa Allah menciptakan hati perempuan
lebih rapuh?
Karena Allah kelak akan mengirim seseorang untuk menjaga
hati itu. Ia akan mengirim seorang laki-laki yang akan menemani hati yang rapuh
itu berjalan.
Pernah bertanya mengapa perempuan lebih mudah menangis?
Karena Allah kelak akan mengirim seseorang yang jemarinya
selalu siap mengusap air mata itu. Ia akan mengirim seorang laki-laki yang akan
selalu berusaha untuk membuat tawa terbit dari wajah sedih itu.
Pernah bertanya mengapa perempuan lebih menggunakan hati
dibanding logika?
Karena itu adalah alasan kenapa perempuan menjadi tempat
pengayoman terbaik di muka bumi.
Karena dengan hati, kelak ia mampu mengurus
suami dan anak-anaknya. Karena dengan hati, kelak ia mampu bertahan ketika
(mungkin) semua orang di bumi tak lagi memiliki simpati. Hati seorang perempuan
itu selayaknya kapas. Jika bagian ujungnya terkena setetes air, maka ikutlah
basah seluruh bagiannya.
Ya Allah, sebegitu hati-hatinya Kau ciptakan seorang Hawa,
ya?
Karena Allah sudah sehebat itu menciptakan kita, perempuan.
Kita juga harus berusaha untuk menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia. Tidak
cukup hanya dengan menjadi cantik paras, karena perempuan harus cerdas.
Perempuan harus beretika, karena wajah akan menua, tapi hati tidak.
Di tengah
banyaknya perempuan yang takut terbakar matahari, mari kita lebih takut
terbakar api neraka. Di tengah banyaknya perempuan yang takut kekasihnya marah,
mari kita lebih takut kalau Allah yang marah. Di tengah banyaknya perempuan
yang takut kekasihnya cemburu, mari kita lebih takut kalau Allah yang cemburu.
Allah itu pencemburu. Ia tidak suka kalau ada nama lain yang
lebih sering kau sebut daripada nama-Nya. Ia tidak suka jika kau lebih
mengagung-agungkan hamba-Nya daripada Yang Menciptakan.
Be like a diamond;
precious and rare. Not like a stone that can be found everywhere.
Rini Khoirotun Nisa
Yogyakarta, 1 Mei
2018.
Masyaa Allah :)
BalasHapus: )
HapusJadi termotivasi,masya Allah
BalasHapusAlhamdulillah :)
Hapus