Langsung ke konten utama

Postingan

PENERAPAN ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PERANCANGAN PUSAT INDUSTRI KREATIF DIGITAL DI YOGYAKARTA

[I0219077] [RINI KHOIROTUN NISA] Penulis Mahasiswa Program Studi Arsitektur   Fakultas Teknik A. Latar Belakang Transformasi budaya digital mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia dan mengakibatkan semakin banyaknya manusia yang bergantung pada perangkat teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu, industri kreatif digital dinilai berpeluang lebih besar dalam menciptakan suatu bisnis yang bernilai tinggi dibandingkan industri kreatif lainnya. Yogyakarta menyimpan potensi besar pada sektor industri kreatif digital. Namun, kurangnya sarana pengembangan industri kreatif digital di Yogyakarta menjadi salah satu kendala.  Pusat industri kreatif digital di Yogyakarta hadir sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan pengembangan industri kreatif digital seperti edukasi, eksperimen, produksi, promosi, dan ekshibisi. Perancangan pusat industri kreatif digital memerlukan desain yang dapat menyediakan lingkungan kreatif, mengoptimalkan kegiatan pengembangan industri kre...
Postingan terbaru

antara cologne dan melbourne

Hari Senin, tanggal dua puluh enam, bulan Agustus, tahun dua ribu sembilan belas. Hari ini Solo dingin, entah memang demikian atau karena aku aja yang lagi sakit. Nggak sadar, ternyata udah hampir sebulan aku di sini. Cepet banget, ya? Pagi ini, aku buka-buka folder foto Mas di laptop, terus tiba-tiba jadi mellow, tiba-tiba kaya dapat energi buat nulis ini; tentang mimpi, mimpiku, dan mimpi kita. Mas, ingat nggak? Waktu kamu baru aja pulang dari Jerman, di motor, kamu sempat nanya, "Nisa besok pengen S2 di negara mana?" Waktu itu, dengan percaya diri aku jawab, aku mau kuliah di Eropa. Sama kaya kamu, di Jerman. Aku kecil belum tahu apa-apa soal mimpiku ternyata, hehe. Tapi sekarang, aku udah pindah haluan. Aku pengen di Melbourne aja, ambil School of Design di University of Melbourne. Kayanya lebih nyambung sama mimpi dan tujuanku nantinya, pengen jadi interior designer yang bisa ngasih manfaat buat banyak orang. Tapi hari ini, aku sedikit ...

Ramadan: titik balik pendewasaan baru

Ramadan tahun ini rasanya luar biasa. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana biasanya aku menjalaninya dengan biasa-biasa aja. Maksudku, 30 hari berjalan dengan baik-baik aja. Nggak sedih, nggak kecewa, semuanya seolah "mudah". Tapi tahun ini, bagiku ini Ramadan paling berat setelah delapan belas tahun aku menemui bulan yang sama. Hampir 30 hari selalu kuhabiskan dengan menangis, benar-benar menangis hingga bantal basah dan air mata kering. Aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya hatiku kosong. Rasanya benar-benar kosong, tapi penuh dengan kecemasan dan ketakutan yang aku tak tahu asal mulanya. Setiap hari rasanya kepala pusing, lelah bertengkar dengan isi kepala sendiri. Aku benar-benar menghadapi fase distress yang menyita banyak energi. Lalu, aku bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang salah denganku? Kenapa Allah menempatkanku pada kondisi seperti ini? Kenapa Allah memintaku melalui semua ini? Ya Rabbi, apa yang salah? Setiap hari pertanyaan-pertanyaan itu hadir m...

Perempuan yang Mengirimimu Pesan Rahasia

Apakah kamu masih menduga-duga, kiranya siapa yang mengirimimu pesan rahasia? Apakah kamu berharap bahwa ia yang mengirimimu pesan rahasia adalah perempuan yang kamu suka? Sayangnya tidak demikian.  Ia bukan perempuan yang kamu suka. Ia bukan perempuan yang kamu pikirkan sebelum malammu terlalu larut. Ia bukan harap yang selalu kamu semogakan agar terwujud. Ia bukan nama yang selalu kamu doakan agar selalu dijaga dalam kebaikan-Nya. Apakah kamu ingin tahu dia perempuan yang seperti apa? Jika iya, sini duduk dulu, aku ajak bercerita. Akan kuceritakan tentangnya, yang seringkali meramu rasa lewat aksara. Yang diam-diam melangitkan doa dan merayu semesta agar ia berbaik hati meminjamkan waktunya. Dia hanya perempuan yang biasa-biasa saja. Yang suka mendengarkan podcast di pagi hari sambil mencerna poin-poin pentingnya. Selera humornya terlalu buruk, sampai hal tak lucu pun bisa membuatnya tertawa. Hobinya merangkai sebuah cerita, diselipi harap suatu saat buku...

Ya Allah, maaf.

Ya Allah, maaf. Aku selalu menuntut keinginanku dikabulkan, padahal aku belum sesempurna itu menuruti segala keinginanMu. Aku selalu mengharap dipertemukan dengan orang-orang yang baik, tetapi aku sendiri belum sebaik itu. Aku selalu kesal jika melihat orang yang didzalimi, tapi aku masih dzalim kepada diriku sendiri. Ya Allah, maaf. Aku masih belum mampu sepenuhnya mensyukuri segala hal yang Engkau titipkan. Aku masih mengeluh atas setiap ujian yang kau timpakan untuk menguatkanku. Aku masih selalu bertanya-tanya tentang takdirMu. Ya Allah, Engkau yang menggenggam dan memiliki segala hati manusia. Maka teguhkanlah hatiku, Ya Rabbi. Bantu aku istiqomah di jalanMu. Bimbing aku agar tidak tersesat menuju tujuanku. Jauhkan aku dari hal-hal yang dapat menjauhkanku denganMu. Dekatkan aku dengan hal-hal yang mendekatkanku kepadaMu. Ya Allah, bantu aku agar bisa mencintaiMu sepenuhnya. Sebab tanpaMu aku tidak lebih berharga daripada sebutir debu. Sebab tanpaMu aku pasti sudah te...

Memilih, Memutuskan, Mendoakan

Dia, laki-laki yang selalu kuceritakan itu, pernah menulis di laman sosial medianya, "Hidupmu sekarang ini adalah hasil pilihanmu di masa lalu, dan pilihanmu di masa kini menentukan bakal seperti apa hidupmu di masa depan. Sebab hidup itu adalah pilihan. Maka segala sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Lalu hidup seperti apa yang akan kita pilih?" Satu paragraf singkat itu kembali membuatku merenung lagi pagi ini. Entah kenapa apa-apa yang disuarakan olehnya dapat dengan mudah melesat masuk ke kepalaku. Membuatku menjadi takut melewati batasan yang diberikan oleh-Nya. Aku takut akan terlalu memuji dan membanggakannya yang pasti jika kulakukan tidak akan baik hasilnya bagi aku, pun dia. Dia benar, hidup memang sebuah pilihan. Apa yang lewat, apa yang sedang, dan apa yang akan, semua ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Keputusan-keputusan itu akan membawa kita kepada garis takdir yang s...

Sebelum Usia 25

Salah satu mimpiku lagi, aku pengen jadi penulis buku sebelum menginjak usia 25 tahun. Aku pengen merangkum ceritaku dan cerita banyak orang yang diam-diam setahun terakhir kuriset dan riset masih akan berlanjut sampai nanti karena nggak ada kata "usai" untuk belajar. Semesta itu lucu juga ya, di lingkungan yang sempit saja ada banyak kisah yang berbeda antara nyawa satu dengan nyawa yang lainnya. Semakin sering meneliti dan mengamati sekitar, aku jadi dapat banyak pelajaran. Tentang hidup, tentang rasa, tentang cita, semuanya. Kadang bahkan ketika riset sosial kulakukan, semesta seolah berusaha menamparku karena aku kurang bersyukur. Banyak sekali kisah orang-orang yang kutemui yang begitu luar biasa, mendengar ceritanya saja sudah pasti aku tak akan kuat jika ada di posisinya. Ya Rabbi, betapa besar kuasaMu menguatkan mereka. Nanti ya, dua atau tiga tahun lagi, semoga bukuku ada di jajaran rak best seller toko buku. Bukan hanya untuk dibaca, tapi dimaknai isinya dan d...

Semesta Tidak Pernah Menjanjikan Apa-apa

Hai. Lama sekali tidak bersua ya? Sudah berapa tahun? Semoga doa yang kulangit kan dikabulkan, karena jika dikabulkan, artinya kamu selalu dijaga-Nya. Lama tidak menulis tentang kamu. Mungkin tentang kita, tetapi dengan porsi yang berbeda. Aku turut bahagia mimpimu telah diwujudkan oleh-Nya. Semoga semakin bersyukur dan dilapangkan rezekinya di tempat yang baru nanti. Semesta memang tidak menjanjikan apa-apa. Semesta tidak berjanji apakah nanti kamu memang benar-benar seseorang yang dipilih-Nya untuk sama-sama berproses menuju tujuan yang sebenarnya. Semesta tidak pernah berjanji, apakah nanti ketika kita bertemu kembali, kita masih sama-sama sendiri. Perjalanan masih panjang, masih banyak bakti mimpi yang harus aku perjuangkan. Masih banyak cita yang harus kuwujudkan. Masih banyak harapan yang harus kujadikan kenyataan. Supaya nanti, ketika kita bertemu kembali, kita sudah sama-sama dalam wujud yang lebih baik. Entah lebih baik untuk orang lain, atau lebih baik untuk masing-...

Sudah Minta Maaf ke Orangtua?

Bapak mengajariku bahwa ada tiga kata sakral yang harus dimengerti dan digenggam erat oleh manusia. Satu, namanya tolong. Yang kedua, namanya terima kasih. Yang ketiga, yang paling sulit, maaf. Yang ketiga, yang bagi banyak orang termasuk aku, paling sulit untuk digenggam. Bukan hanya diucapkan dan hanya berhenti disitu. Namun dimaknai dan dihayati hakikatnya. Pagi tadi, karena sebuah alasan di rumah, aku ngambek sampai nangis-nangis. Ini kali pertama setelah sekian lamaaaa terakhir kulakukan. Mungkin karena lagi dalam fase capek-capeknya, mungkin sabarku tadi kurang, emosi juga lagi nggak stabil. Bahkan tadi nyuci aja sambil nangis-nangis, pokoknya drama banget. Aku nangisnya diam-diam, pokoknya jangan sampai ketahuan deh. Waktu udah lega, aku keluar. Mamak lagi masak di dapur, tapi cuma diam aja. Biasanya ngajak ngomong aku. Waduh, udah agak takut waktu ini. Nggak lama, aku denger percakapan Bapak sama Mamak. "Kenapa nangis?" tanya Bapak. "Gapapa, cuma capek,...

Pak, Mak, Aku Takut Menjadi Dewasa

tangan bapak.  Pak, Mak, umurku sudah delapan belas tahun lebih. Tahun ini bahkan akan menginjak usia 19, angka terakhir dengan kata "belas" di belakangnya. Angka terakhir dengan kata "teen" dalam Bahasa Inggris. Berarti, tahun depan aku tidak bisa disebut sebagai remaja lagi. Berarti, tahun depan bebanku lebih berat lagi. Aku akan mulai mendewasa dan bertarung di hiruk pikuk dunia yang kadang memuakkan.  Tapi aku takut menjadi dewasa, aku takut sekali. Karena aku takut aku akan semakin sibuk, karena aku takut aku akan dikuasai oleh kesibukanku seperti orang-orang dewasa hari ini. Aku takut aku tak akan punya banyak waktu untuk membersamai kalian sesering saat ini.  Pak, Mak, orang-orang dewasa di luar sana kadang memuakkan. Mereka mulai memanfaatkan agama untuk kepentingan politik. Mereka kadang beradu mulut untuk mempertahankan argumennya masing-masing yang kadang belum benar. Mereka terlalu memaksakan kehendak mereka tanpa berpikir apa imbasnya ...